Sunday, December 28, 2008

Bila Si Dia Pendiam

0 comments

Kompas
Kamis, 25 Desember 2008 14:38 WIB
Siapa, sih, yang tidak mendambakan pasangan yang sempurna? Tetapi jangan lupa, tak ada satu pun di dunia ini yang sempurna. Semua pasti punya kekurangan, tinggal bagaimana cara kita mengantisipasi dan mengatasinya secara bijak. Seperti kisah Rani, yang selalu merasa tak nyaman setiap kali berduaan dengan kekasihnya, Arman, yang begitu pendiam sehingga ia selalu kebingungan saat harus menghabiskan waktu berdua. Ujung-ujungnya, hubungan mereka berubah menjadi dingin dan merenggang karena tak ada koneksitas yang menyatukannya lagi. Sesuatu yang telah dibangun atas dasar kasih sayang, kandas secepat kilat. Nah, agar hubungan Anda dengan Si Pendiam tak hancur lebur seperti kisah Rani dan Arman, simak beberapa tips berikut:
1. Pasanganku Unik! Setiap individu diciptakan memiliki keunikannya masing-masing. Demikian juga Anda dan diri pasangan. Jadi, mulailah menggali segala keunikan yang ia miliki. Keunikan ini termasuk hobi dan kesenangannya. Bila Si Dia terlalu pendiam dan tertutup untuk mengemukakan dirinya, temukan lewat kegiatan keseharian yang biasa ia kerjakan. Bila Si Dia suka olahraga, tawarkan diri untuk sesekali berolahraga bersamanya. Bila perlu ajak pula teman-teman dekatnya sehingga Anda pun dapat mengenal siapa saja teman atau sahabat dari pasangan. Jangan malas untuk turut serta di setiap kegiatan yang diikutinya.
2. Kenali Sahabatnya Ada pepatah mengatakan, diri kita yang sebenarnya tercermin dari sosok teman-teman dekat yang sering menghiasi perjalanan hidup kita untuk waktu yang lama. Nah, demikian juga dengan pasangan. Kenali lebih jauh siapa saja sahabat-sahabatnya. Carilah waktu untuk berkenalan lalu sesekali ajaklah teman dan sahabat Si Dia hang out bersama.
Terkadang, acara makan bersama mereka bisa dilakukan tanpa Si Dia di samping Anda. Jika sudah bisa kenal lebih dekat dengan sahabat-sahabatnya, mulailah menggali segala informasi positif mengenai pasangan yang mungkin belum Anda ketahui. Dengan demikian, Anda akan memiliki banyak bahan untuk diperbincangkan dengan Si Dia lebih mendalam. Pancinglah Si Pendiam keluar dari sarangnya.
3. Setiap Hal Punya Dua Sisi Sering kali, dalam menjalin hubungan Anda dibuat terlena oleh sikap individualistis diri sendiri. Anda begitu terfokus pada diri dan kehidupan Anda. Sepertinya hanya Anda yang ingin diperhatikan, didengar semua keluh kesah, bahkan omelan-omelan yang disertai sederet hal-hal yang Anda tak sukai dari pasangan. Segeralah berubah! Segala sesuatu pasti memiliki dua sisi. Namun, semuanya harus ber-simbiosis mutualisme atau saling berhubungan satu sama lain.
Komunikasi baru berhasil baik bila terjalin dua arah. Mulailah untuk menjadi pemancing yang baik, fokuskan perhatian Anda hanya pada Si Dia. Buka pembicaraan dengan topik-topik yang diminati pasangan. Katakanlah, semua pria pasti tergila-gila pada sepak bola. Nah, pelajari dan perluas wawasan mengenai olahraga ini.
4. Nikmati "Kesunyian" Tak jarang sifat diam itu justru menenangkan, lho! Jadi, jangan antipati dulu terhadap sifat pendiam yang dimiliki pasangan. Setelah capek dengan segudang rutinitas dan pekerjaan sehari-hari, terkadang bertemu pasangan bukanlah sarana untuk menumpahkan segala kekesalan kita yang dialami di kantor. Bila Anda sering melakukan hal ini, akan sangat disayangkan karena hubungan Anda berdua lama-kelamaan akan menjadi tidak sehat lagi, dan hanya akan dipenuhi oleh sampah keluh kesah Anda saja.
Justru momen kebersamaan dengan pasangan perlu dihabiskan dengan saling mengenal satu sama lain. Saling tertawa, atau bahkan diam tapi saling melempar senyum tulus tanda cinta kasih Anda terdalam dapat dilakukan. Hal ini tentu akan memberi makna lebih dalam daripada sekadar banyak bicara tapi hanya membahas segala hal yang menyebalkan. Diam, terkadang dapat menjadi obat yang menenangkan sekaligus melegakan. Silakan mencobanya sendiri!
5. Nikmati Desiran Ombak di Pantai Kejenuhan rutinitas di tempat kerja atau kesibukan lainnya tentu telah menyita waktu, energi, dan pikiran Anda setiap harinya. Bahkan, senyuman Anda pun dapat hilang dalam sekejap. Untuk mengembalikan semua keceriaan, ternyata tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Bila Anda memaksakan diri atau menuntut pasangan untuk terus ceria, tersenyum, dan memiliki segudang hal lucu untuk diceritakan, Anda salah! Setiap manusia perlu kondisi yang dinamakan take a break.
Apa yang bisa dilakukan? Ambil cuti dan berliburlah! Pergilah ke pantai dan berdiam dirilah mendengarkan desiran nyiur dan deruan ombak pantai bersama pasangan. Rileks dan tenggelamkan diri Anda berdua dalam suasana sunyi sambil ditemani pasir pantai yang melekat di kaki Anda berdua. Nikmati bersama saat matahari tenggelam. Bicarakan topik hanya seputar betapa indahnya pantai saat itu, jangan yang lain. Hilanglah sejenak dalam keheningan dari hiruk pikuknya dunia metropolitan yang membuat Anda berdua makin panas. Tenangkan diri, ikuti proses diam sang pasangan, dan nikmatilah liburan Anda berdua!
6. Bicara dari Hati ke Hati Jika pasangan Anda benar-benar pendiam, itu sama saja dengan Anda juga seorang yang pendiam. Akan sangat sulit menjalin hubungan ke level selanjutnya atau lebih serius. Bila Anda di posisi seperti ini, tapi ingin mempertahankan cinta kasih di antara Anda berdua, ajaklah Si Dia untuk berbicara dari hati ke hati. Tanyakan tanpa bermaksud menyinggung perasaannya, apa yang telah membuat dirinya begitu pendiam. Begitu juga Anda, jujurlah padanya apa yang membuat Anda menjadi pendiam terhadapnya.
Tak jarang, orang menjadi pendiam karena merasa canggung, malu, sungkan, bingung, takut kalau-kalau pasangannya menertawakannya atau menganggap sepele cerita hebatnya, minder karena merasa lebih pintar, dan masih banyak faktor lainnya. Jadi, mengapa Anda tak berinisiatif terlebih dahulu untuk mengajaknya berdiskusi dan berbagi kisah atau latar belakang tentang sifat pendiamnya? Setelah Anda mengetahui apa yang melatarbelakangi sifat pendiamnya, akan lebih mudah untuk menelusuri lebih dalam jiwanya sehingga membuatnya nyaman berbicara dan berbagi kisah dengan Anda./*Afra Mayriani
Tapi sejujurnya, saya adalah tipe pendiam yang alasannya adalah karena tidak banyak dari hidup saya yang bisa diceritakan ke dia. Bisa memberi saran? Thanks Afra Mayriani...

Kompas
Kamis, 25 Desember 2008 14:38 WIB
Siapa, sih, yang tidak mendambakan pasangan yang sempurna? Tetapi jangan lupa, tak ada satu pun di dunia ini yang sempurna. Semua pasti punya kekurangan, tinggal bagaimana cara kita mengantisipasi dan mengatasinya secara bijak. Seperti kisah Rani, yang selalu merasa tak nyaman setiap kali berduaan dengan kekasihnya, Arman, yang begitu pendiam sehingga ia selalu kebingungan saat harus menghabiskan waktu berdua. Ujung-ujungnya, hubungan mereka berubah menjadi dingin dan merenggang karena tak ada koneksitas yang menyatukannya lagi. Sesuatu yang telah dibangun atas dasar kasih sayang, kandas secepat kilat. Nah, agar hubungan Anda dengan Si Pendiam tak hancur lebur seperti kisah Rani dan Arman, simak beberapa tips berikut:
1. Pasanganku Unik! Setiap individu diciptakan memiliki keunikannya masing-masing. Demikian juga Anda dan diri pasangan. Jadi, mulailah menggali segala keunikan yang ia miliki. Keunikan ini termasuk hobi dan kesenangannya. Bila Si Dia terlalu pendiam dan tertutup untuk mengemukakan dirinya, temukan lewat kegiatan keseharian yang biasa ia kerjakan. Bila Si Dia suka olahraga, tawarkan diri untuk sesekali berolahraga bersamanya. Bila perlu ajak pula teman-teman dekatnya sehingga Anda pun dapat mengenal siapa saja teman atau sahabat dari pasangan. Jangan malas untuk turut serta di setiap kegiatan yang diikutinya.
2. Kenali Sahabatnya Ada pepatah mengatakan, diri kita yang sebenarnya tercermin dari sosok teman-teman dekat yang sering menghiasi perjalanan hidup kita untuk waktu yang lama. Nah, demikian juga dengan pasangan. Kenali lebih jauh siapa saja sahabat-sahabatnya. Carilah waktu untuk berkenalan lalu sesekali ajaklah teman dan sahabat Si Dia hang out bersama.
Terkadang, acara makan bersama mereka bisa dilakukan tanpa Si Dia di samping Anda. Jika sudah bisa kenal lebih dekat dengan sahabat-sahabatnya, mulailah menggali segala informasi positif mengenai pasangan yang mungkin belum Anda ketahui. Dengan demikian, Anda akan memiliki banyak bahan untuk diperbincangkan dengan Si Dia lebih mendalam. Pancinglah Si Pendiam keluar dari sarangnya.
3. Setiap Hal Punya Dua Sisi Sering kali, dalam menjalin hubungan Anda dibuat terlena oleh sikap individualistis diri sendiri. Anda begitu terfokus pada diri dan kehidupan Anda. Sepertinya hanya Anda yang ingin diperhatikan, didengar semua keluh kesah, bahkan omelan-omelan yang disertai sederet hal-hal yang Anda tak sukai dari pasangan. Segeralah berubah! Segala sesuatu pasti memiliki dua sisi. Namun, semuanya harus ber-simbiosis mutualisme atau saling berhubungan satu sama lain.
Komunikasi baru berhasil baik bila terjalin dua arah. Mulailah untuk menjadi pemancing yang baik, fokuskan perhatian Anda hanya pada Si Dia. Buka pembicaraan dengan topik-topik yang diminati pasangan. Katakanlah, semua pria pasti tergila-gila pada sepak bola. Nah, pelajari dan perluas wawasan mengenai olahraga ini.
4. Nikmati "Kesunyian" Tak jarang sifat diam itu justru menenangkan, lho! Jadi, jangan antipati dulu terhadap sifat pendiam yang dimiliki pasangan. Setelah capek dengan segudang rutinitas dan pekerjaan sehari-hari, terkadang bertemu pasangan bukanlah sarana untuk menumpahkan segala kekesalan kita yang dialami di kantor. Bila Anda sering melakukan hal ini, akan sangat disayangkan karena hubungan Anda berdua lama-kelamaan akan menjadi tidak sehat lagi, dan hanya akan dipenuhi oleh sampah keluh kesah Anda saja.
Justru momen kebersamaan dengan pasangan perlu dihabiskan dengan saling mengenal satu sama lain. Saling tertawa, atau bahkan diam tapi saling melempar senyum tulus tanda cinta kasih Anda terdalam dapat dilakukan. Hal ini tentu akan memberi makna lebih dalam daripada sekadar banyak bicara tapi hanya membahas segala hal yang menyebalkan. Diam, terkadang dapat menjadi obat yang menenangkan sekaligus melegakan. Silakan mencobanya sendiri!
5. Nikmati Desiran Ombak di Pantai Kejenuhan rutinitas di tempat kerja atau kesibukan lainnya tentu telah menyita waktu, energi, dan pikiran Anda setiap harinya. Bahkan, senyuman Anda pun dapat hilang dalam sekejap. Untuk mengembalikan semua keceriaan, ternyata tak semudah seperti membalikkan telapak tangan. Bila Anda memaksakan diri atau menuntut pasangan untuk terus ceria, tersenyum, dan memiliki segudang hal lucu untuk diceritakan, Anda salah! Setiap manusia perlu kondisi yang dinamakan take a break.
Apa yang bisa dilakukan? Ambil cuti dan berliburlah! Pergilah ke pantai dan berdiam dirilah mendengarkan desiran nyiur dan deruan ombak pantai bersama pasangan. Rileks dan tenggelamkan diri Anda berdua dalam suasana sunyi sambil ditemani pasir pantai yang melekat di kaki Anda berdua. Nikmati bersama saat matahari tenggelam. Bicarakan topik hanya seputar betapa indahnya pantai saat itu, jangan yang lain. Hilanglah sejenak dalam keheningan dari hiruk pikuknya dunia metropolitan yang membuat Anda berdua makin panas. Tenangkan diri, ikuti proses diam sang pasangan, dan nikmatilah liburan Anda berdua!
6. Bicara dari Hati ke Hati Jika pasangan Anda benar-benar pendiam, itu sama saja dengan Anda juga seorang yang pendiam. Akan sangat sulit menjalin hubungan ke level selanjutnya atau lebih serius. Bila Anda di posisi seperti ini, tapi ingin mempertahankan cinta kasih di antara Anda berdua, ajaklah Si Dia untuk berbicara dari hati ke hati. Tanyakan tanpa bermaksud menyinggung perasaannya, apa yang telah membuat dirinya begitu pendiam. Begitu juga Anda, jujurlah padanya apa yang membuat Anda menjadi pendiam terhadapnya.
Tak jarang, orang menjadi pendiam karena merasa canggung, malu, sungkan, bingung, takut kalau-kalau pasangannya menertawakannya atau menganggap sepele cerita hebatnya, minder karena merasa lebih pintar, dan masih banyak faktor lainnya. Jadi, mengapa Anda tak berinisiatif terlebih dahulu untuk mengajaknya berdiskusi dan berbagi kisah atau latar belakang tentang sifat pendiamnya? Setelah Anda mengetahui apa yang melatarbelakangi sifat pendiamnya, akan lebih mudah untuk menelusuri lebih dalam jiwanya sehingga membuatnya nyaman berbicara dan berbagi kisah dengan Anda./*Afra Mayriani
Tapi sejujurnya, saya adalah tipe pendiam yang alasannya adalah karena tidak banyak dari hidup saya yang bisa diceritakan ke dia. Bisa memberi saran? Thanks Afra Mayriani...

Monday, December 22, 2008

Thomas A Edison

0 comments
Tiga hal yang paling paling diperlukan untuk meraih keberhasilan :
pertama, kerja keras, kedua, ketekunan dan ketiga , akal sehat. Segala sesuatu akan berhasil kepada orang yang terus bekerja sambil mencari kesempatan.
Tiga hal yang paling paling diperlukan untuk meraih keberhasilan :
pertama, kerja keras, kedua, ketekunan dan ketiga , akal sehat. Segala sesuatu akan berhasil kepada orang yang terus bekerja sambil mencari kesempatan.

Saturday, December 13, 2008

0 comments






0 comments


DOA SEORANG ANAK KECIL

0 comments


Suatu ket ika , ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya. Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangs ika n kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.Tiba lah saat yang dinant ika n. Fina l kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-ke ncang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dorr. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo...cepat..cepat, maju..maju" , begitu teriak mereka. Ahha....sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih." Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku, hanya mohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis j ika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarla h gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diber ika n kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diber ika n kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjad ika n kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa pesimis dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan member ika n kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang beriman. Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu semua. Amin



Suatu ket ika , ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab, ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab, memang begitulah peraturannya. Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangs ika n kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip diatasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.Tiba lah saat yang dinant ika n. Fina l kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-ke ncang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 "pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah diantaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa. Matanya terpejam, dengan tangan yang bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!". Dorr. Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil itu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo...cepat..cepat, maju..maju" , begitu teriak mereka. Ahha....sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan, Mark lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih." Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?". Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan" kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain. Aku, hanya mohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis j ika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarla h gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.Teman, anak-anak, tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidaklah bermohon pada Tuhan untuk menang dalam setiap ujian. Mark, tak memohon Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tak meminta Tuhan mengabulkan semua harapannya. Ia tak berdoa untuk menang, dan menyakiti yang lainnya. Namun, Mark, bermohon pada Tuhan, agar diber ika n kekuatan saat menghadapi itu semua. Ia berdoa, agar diber ika n kemuliaan, dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga. Mungkin, telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa pada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjad ika n kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan, untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuh adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya? Kita, sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa, dan kita sering merasa pesimis dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan member ika n kita ujian yang berat, bukan untuk membuat kita lemah dan mudah menyerah. Sesungguhnya, Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang beriman. Jadi, teman, berdoalah agar kita selalu tegar dalam setiap ujian. Berdoalah agar kita selalu dalam lindungan-Nya saat menghadapi itu semua. Amin

 

Copyright 2008 All Rights Reserved | Blogger Template by Bloganol and Smart Blogging Tips