Thursday, September 18, 2008

Mitos-mitos Cinta yang Keliru








Jika anda perempuan yang kuat secara emosional, seksi, menghibur, dan penuh kasih, tidak ada alasan baginya untuk tak menginginkan anda bersamanya.
/

HARAPAN pasangan suami istri terhadap rumah tangga mereka sering kali terlalu tinggi dan tidak realistis sehingga malah membuat hubungan terganggu.John W Jacobs, MD dalam bukunya All Your Need is Love and Other Lies about Marriage menunjukkan beberapa mitos salah yang biasa menghiasi kehidupan berumah tangga:

1. Cinta adalah segala-galanya

Pandangan ini jelas sudah kuno, dan hanya ada di dongeng 1.001 malam. Kenyataannya, cinta tak bersyarat hanya tersedia untuk bayi dan anak kecil, dan tak pernah sukses untuk kehidupan suami istri. Banyak orang yang mendatangi konsultan perkawinan dan mengeluh, "Kami ini saling cinta setengah mati, tapi kenapa kami enggak bahagia ya?"Mitos bahwa cinta yang romantis saja cukup untuk menciptakan perkawinan yang bahagia hanya membuat orang tak mampu mengembangkan dan menyiapkan hubungan yang sehat. Cinta bukanlah segala-galanya dan tak selalu bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga. Anda butuh banyak keterampilan lain untuk menciptakan pernikahan yang bahagia.

2. "Dia enggak pernah mau dengerin sih, padahal saya sudah berbusa-busa."

Benar, kita memang sudah ngomong sampai berbusa-busa, tapi tak pernah bisa menyampaikan maksud kita secara cerdas. Kenyataan menunjukkan, tak banyak pasangan yang tahu bagaimana harus bicara atau mendengar secara efektif. Tayangan talk show di teve menampilkan para pakar perkawinan yang selalu menyarankan agar setiap pasangan "mau mengatakan apa adanya" dan "jujur sejujur-jujurnya" sehingga pasangan tahu apa yang kita rasa dan butuhkan. Padahal, bicara jujur sejujur-jujurnya belum tentu pas. Banyak pasangan yang malah menyalahgunakan kejujuran versi mereka untuk memojokkan atau memaksa pasangannya "tunduk".Ingat, gaya komunikasi perempuan dan laki-laki sangat berbeda, dan itu yang seharusnya mendasari komunikasi antarpasangan. Persoalan komunikasi sering kali menyembunyikan perbedaan pasangan dalam hal nilai, minat, tujuan, dan keinginan. Bahkan, sekalipun suami istri sudah ikut kursus "cara berkomunikasi yang baik" toh mereka sering kali terkejut ketika mendapati adanya perbedaan-perbedaan yang sangat susah dicari solusinya tadi. Jadi, melatih komunikasi bukanlah satu-satunya solusi. Itu hanya langkah awal.

3. "Dia enggak pernah mau berubah"Banyak pasangan yang mengaku bersedia berubah demi keutuhan rumah tangganya, tapi yang terjadi sebetulnya adalah mereka ingin pasangan merekalah yang berubah. Banyak yang percaya tak ada perkawinan yang bisa berubah kecuali dilakukan oleh kedua pihak, suami istri. Pandangan salah ini berakibat terhambatnya upaya memperbaiki kualitas hubungan.Yang terjadi sebetulnya adalah kebanyakan pasangan mencoba mengubah hubungan dengan cara yang tidak produktif sehingga frustrasi pada hasilnya, dan akhirnya mengklaim pasangannya memang susah berubah. Padahal, seandainya setiap pasangan mau benar-benar berubah, mereka bisa kok menciptakan rumah tangga yang






Jika anda perempuan yang kuat secara emosional, seksi, menghibur, dan penuh kasih, tidak ada alasan baginya untuk tak menginginkan anda bersamanya.
/

HARAPAN pasangan suami istri terhadap rumah tangga mereka sering kali terlalu tinggi dan tidak realistis sehingga malah membuat hubungan terganggu.John W Jacobs, MD dalam bukunya All Your Need is Love and Other Lies about Marriage menunjukkan beberapa mitos salah yang biasa menghiasi kehidupan berumah tangga:

1. Cinta adalah segala-galanya

Pandangan ini jelas sudah kuno, dan hanya ada di dongeng 1.001 malam. Kenyataannya, cinta tak bersyarat hanya tersedia untuk bayi dan anak kecil, dan tak pernah sukses untuk kehidupan suami istri. Banyak orang yang mendatangi konsultan perkawinan dan mengeluh, "Kami ini saling cinta setengah mati, tapi kenapa kami enggak bahagia ya?"Mitos bahwa cinta yang romantis saja cukup untuk menciptakan perkawinan yang bahagia hanya membuat orang tak mampu mengembangkan dan menyiapkan hubungan yang sehat. Cinta bukanlah segala-galanya dan tak selalu bisa menyelesaikan masalah dalam rumah tangga. Anda butuh banyak keterampilan lain untuk menciptakan pernikahan yang bahagia.

2. "Dia enggak pernah mau dengerin sih, padahal saya sudah berbusa-busa."

Benar, kita memang sudah ngomong sampai berbusa-busa, tapi tak pernah bisa menyampaikan maksud kita secara cerdas. Kenyataan menunjukkan, tak banyak pasangan yang tahu bagaimana harus bicara atau mendengar secara efektif. Tayangan talk show di teve menampilkan para pakar perkawinan yang selalu menyarankan agar setiap pasangan "mau mengatakan apa adanya" dan "jujur sejujur-jujurnya" sehingga pasangan tahu apa yang kita rasa dan butuhkan. Padahal, bicara jujur sejujur-jujurnya belum tentu pas. Banyak pasangan yang malah menyalahgunakan kejujuran versi mereka untuk memojokkan atau memaksa pasangannya "tunduk".Ingat, gaya komunikasi perempuan dan laki-laki sangat berbeda, dan itu yang seharusnya mendasari komunikasi antarpasangan. Persoalan komunikasi sering kali menyembunyikan perbedaan pasangan dalam hal nilai, minat, tujuan, dan keinginan. Bahkan, sekalipun suami istri sudah ikut kursus "cara berkomunikasi yang baik" toh mereka sering kali terkejut ketika mendapati adanya perbedaan-perbedaan yang sangat susah dicari solusinya tadi. Jadi, melatih komunikasi bukanlah satu-satunya solusi. Itu hanya langkah awal.

3. "Dia enggak pernah mau berubah"Banyak pasangan yang mengaku bersedia berubah demi keutuhan rumah tangganya, tapi yang terjadi sebetulnya adalah mereka ingin pasangan merekalah yang berubah. Banyak yang percaya tak ada perkawinan yang bisa berubah kecuali dilakukan oleh kedua pihak, suami istri. Pandangan salah ini berakibat terhambatnya upaya memperbaiki kualitas hubungan.Yang terjadi sebetulnya adalah kebanyakan pasangan mencoba mengubah hubungan dengan cara yang tidak produktif sehingga frustrasi pada hasilnya, dan akhirnya mengklaim pasangannya memang susah berubah. Padahal, seandainya setiap pasangan mau benar-benar berubah, mereka bisa kok menciptakan rumah tangga yang

0 comments:

 

Copyright 2008 All Rights Reserved | Blogger Template by Bloganol and Smart Blogging Tips